BAB I
PENDAHULUAN
  1. A.      Latar Belakang Penulisan
Disiplin merupakan peraturan atau undang-undang yang bertujuan untuk membentuk para pelajar selari kehendak agama ,norma-norma masyarakat dan undang-undang sesebuah negara. Namun begitu sesuatu yang mulia tidak mudah diterima oleh golongan pelajar, apatah lagi banyak unsur lain mempengaruhi perkembangan mental mereka. Gejala seperti ponteng sekolah, melawan guru, bersikap antisosial(peraturan), bergaduh,membuli, merokok dan sebagainya adalah masalah yang sering diperkatakan.
Guru merupakan profesi yang mengalami pasang surut dalam percaturan dunia keprofesian. Kalaulah dulu guru dianggap profesi sakral, membanggakan yang terlihat ketika dengan bangganya seorang yang bermantukan seorang guru, tapi saat ini disinyalir menjadi profesi yang termarginalkan. Ini terlihat dari banyaknya generasi penerus yang sedikit bercita-citakan seorang guru. Mereka cenderung menjadikan dokter, insinyur, pilot sebagai pilihan profesi di masa depan. Ada berbagai macam alasan yang dikemukakan akibat ketidakmauan mereka, namun yang jelas kesejahteraanlah yang menempati urutan pertama bagi seseorang untuk tidak memilih guru sebagai profesinya.
  1. B.       Rumusan Masalah
    1. Bagaimana peran guru disekolah untuk menigkatkan prestasi belajar siswa ?
    2. Bagaimana peran guru mendisiplinkan siswa?
 C.      Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Sosiologi Antropologi Pendidikan.
2.Memahami pribadi guru terhadap kedisiplinan siswa.
3.Memiliki konsep kepribadian untuk  prestasi siswa. 

D.      Metode Penulisan
Penulis melakukan penerapan teori dalam memeperoleh data-data yang dibutuhkan sehingga Penulis makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun Teknik yang digunakan dalam pencarian data adalah :
  1. Pengalaman pribadi Penulis
  2. Browsing Internet, yaitu mencari data teori yang ada hubungannya dengan pembahasan masalah melalui situs-situs di Internet.
 E.       Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari lima bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III STUDI KASUS & ANALISIS
BAB IV PENUTUP
  
 BAB II
PEMBAHASAN
PENGARUH  DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda – beda, oleh karena itu disiplin mempunyai berbagai macam pengertian. Pengertian tentang disiplin telah banyak di definisikan dalam berbagai versi oleh para ahli. Ahli yang satu mempunyai batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya. Definisi pertama yang berhubungan dengan disiplin diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Andi Rasdiyanah (1995 : 28) yaitu kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan
orang untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah kepatuhan mentaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan.
  1. A.    Motivasi dan disiplin terhadap prestasi belajar.
Secara umum menunjukkan bahwa motivasi belajar dan disiplin belajar merupakan faktor yang penting agar diperoleh prestasi belajar yang optimal. Dengan adanya motivasi belajar dan diikuti disiplin belajar yang tinggi maka akan diperoleh prestasi belajar yang tinggi pula, begitu juga dengan sebaliknya. Motivasi akan membentuk kesadaran dan disiplin belajar akan berpengaruh terhadap cara dan sikap belajar yang akhirnya akan diperoleh prestasi belajar. Sedangkan disiplin belajar merupakan suatu bentuk kesadaran tindakan untuk belajar seperti disiplin mengikuti pelajaran, ketepatan dalam menyelesaikan tugas, kedisiplinan dalam mengikuti ujian, kedisiplinan dalam menepati jadual belajar, kedisiplinan dalam mentaati tata tertib yang berpengaruh langsung terhadap cara dan teknik siswa dalam belajar yang hasilnya dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai.
 B.     Pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar.
Dengan adanya motivasi, maka siswa akan terdorong untuk belajar mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin dan sadar akan kebaikan, kepentingan dan manfaatnya. Bagi siswa, motivasi ini sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa kearah yang positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta menanggung resiko dalam studinya. Menurut M. Dalyono (1997: 235) motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya.
Motivasi sebagai faktor batin berfungsi menimbulkan, mendasari, dan mengarahkan perbuatan belajar. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah, serta giat membaca untuk meningkatkan prestasi serta memecahkan masalah yang dihadapinya. Sebaliknya mereka yang motivasinya rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran yang akibatnya siswa akan mengalami kesulitan belajar. Motivasi menggerakkan individu mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan individu. Dengan mempelajari motivasi maka akan ditemukan mengapa individu berbuat sesuatu. Motivasi individu tidak dapat diamati secara langsung, sedangkan yang dapat diamati adalah manifestasi dari motivasi itu dalam bentuk tingkah laku yang nampak pada individu setidaknya akan mendekati kebenaran apa yang menjadi motivasi individu yang bersangkutan.

C.    Pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar.
Selain motivasi belajar, prestasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh disiplin belajar. Adanya pengaruh tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi disiplin belajar seorang siswa, akan semakin tinggi prestasi belajar yang diperoleh, sebaliknya semakin rendah disiplin belajar akan semakin rendah pretasi belajar yang dicapai. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa rata-rata tingkat disiplin siswa tergolong tinggi, hanya ada sebagian kecil saja yang menunjukkan adanya kedisiplinan kurang.

D.    Pengaruh motivasi dan disiplin terhadap prestasi belajar.
Secara umum menunjukkan bahwa motivasi belajar dan disiplin belajar merupakan faktor yang penting agar diperoleh prestasi belajar yang optimal. Dengan adanya motivasi belajar dan diikuti disiplin belajar yang tinggi maka akan diperoleh prestasi belajar yang tinggi pula, begitu juga dengan sebaliknya. berarti ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa.Abraham Maslow mengembangkan teori motivasi yang sifatnya hierarkis, yang terdiri dari:
  1. Kebutuhan fisiologis.
Kebutuhan yang paling mendasar seperti makan, minum, rumah dan pakaian, yang penting untuk bertahan hidup.
  1. Kebutuhan akan rasa aman.
Kebutuhan untuk dilindungi secara fisik dan psikologis.
  1. Kebutuhan akan rasa cinta
Terkait dengan kebutuhan ini adalah persahabatan, rasa sayang dan menyayangi, yang berhubungan dengan afeksi dan pertalian dengan orang lain.
  1. Kebutuhan untuk dihargai.
Kebutuhan untuk menguasai keterampilan tertentu secara memadai, prestise dan perasaan untuk diakui oleh lingkungan sekitarnya.
  1. Kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan untuk mengembangkan diri sepenuhnya, merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya.
  1. Kebutuhan mengetahui dan mengerti.
Kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa ingin tahunya, untuk mendapatkan pengetahuan, untuk mendapatkan keterangan keterangan dan untuk mengetahui sesuatu.
  1. Kebutuhan estetika.
Kebutuhan akan keteraturan, keseimbangan dan kelengkapan dari suatu tindakan (Slameto,2003:171)
Dengan ketujuh motivasi tersebut, seseorang akan terdorong untuk belajar jika dirinya berada didalam lingkungan yang nyaman, bebas dari ancaman, memperoleh penghargaan diri dari orang sekitarnya dan memiliki kebebasan untuk berkembang. Motivasi pada setiap tingkat yang diatas hanya dapat dibangkitkan apabila telah dipenuhi tingkat motivasi yang dibawahnya.
Dalam kehidupan sering kita dengar orang mengatakan bahwa si X adalah orang yang memiliki disiplin yang tinggi, sedangkan si Y orang yang kurang disiplin. Sebutan orang yang memiliki disiplin tinggi biasanya tertuju kepada orang yang selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang kurang disiplin biasanya ditujukan kepada orang yang kurang atau tidak dapat mentaati peraturan dan ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat (konvensi-informal), pemerintah atau peraturan yang ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu (organisasional-formal).
Disiplin adalah suatu tata tertib yang memberikan tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Disiplin timbul dari dalam jiwa, karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib tersebut. Dalam belajar disiplin sangat diperlukan karena disiplin melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyianyiakan waktu berlalu dalam kehampaan (Djamarah, 2002:67). Disiplin belajar adalah sikap yang terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai individu ketaatan dan ketentuan berdasarkan acuan nilai moral individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang mencakup perubahan berpikir, sikap, dan tindakan yang sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan seseorang dalam belajar secara konsisten dan konsekuen dalam usaha untuk mendapatkan kepandaian ilmu.
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
Pada saat kita datang ke suatu sekolah melihat para siswa berpakaian seragam dengan rapih, ruangan kelas dan halaman sekolah yang bersih, suasana pembelajaran hening yang terdengar hanya suara guru yang menjelaskan karena semua siswa nampak menyimak. Sesekali ada siswa yang mengacungkan tangan mengajukan pertanyaan dengan santun. Pada saat bel berbunyi tanda berganti pelajaran semua siswa tetap di dalam kelas, siswa mengobrol dengan teman satu bangku dan atau teman pada bangku lain dengan suara pelan sehingga tidak mengganggu yang lain, ada siswa yang menghapus papan tulis, beberapa siswa nampak mendiskusikan tugas sekolah, dan pada saat guru masuk semua langsung kembali ke bangku masing-masing, serentak memberi salam dan menyimak paparan guru. Bel berikutnya berbunyi tanda jam istirahat, siswa secara tertib keluar dari kelas, beberapa siswa duduk di bangku taman, beberapa yang lain mengeluarkan bekal dari rumah dan menikmati bekal bersama-sama sambil berbagi atau bertukar makanan, beberapa lainnya lagi membeli makanan dikantin, dan ada pula beberapa siswa yang mengambil bola basket yang disediakan dalam keranjang di ujung lapangan basket dan mulai bermain basket dengan gembira. Apa yang ada pada benak kita jika melihat pemandangan seperti itu di sekolah ?,
ya, sekolah tersebut tertib atau anak-anak di sekolah tersebut disiplin. Bagaimana kita dapat mendorong siswa untuk dapat berperilaku disiplin sehingga suasana sekolah tertib, aman dan nyaman untuk proses pembelajaran, dan pada ahirnya memfasilitasi siswa mencapai hasil belajar yang optimal ?. Apakah hanya siswa yang perlu di dorong untuk disiplin ?, bagaimana mengembangkan budaya disiplin sebagai budaya sekolah ?. Mari kita mulai pembahasan dengan apa sebenarnya disiplin.
E. Pengertian Disiplin
Disiplin pada dasarnya kontrol diri dalam mematuhi aturan baik yang dibuat oleh diri
sendiri maupun diluar diri baik keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat,bernegara maupun beragama. Disiplin juga merujuk pada kebebasan individu untuk tidak bergantung pada orang lain dalam memilih, membuat keputusan, tujuan, melakukan perubahan perilaku, pikiran maupun emosi sesuai dengan prinsip yang diyakini dari aturan moral yang anut. Dalam perpektif umum disiplin adalah perilaku sosial yang bertanggungjawab dan fungsi kemandirian yang optimal dalam suatu relasi sosial yang berkembang atas dasar kemampuan mengelola/ mengendalikan, memotivasi dan idenpendensi diri. Pengertian disiplin terkait dengan dua karakteristik. Pertama cara berpikir tentang disiplin dan kedua disiplin terkait dengan multi dimensi yang berhubungan dengan pikiran, tindakan dan emosi. Implikasinya sering terjadi pembahasan yang tumpang tindih atara disipilin dengan fungsi kematangan individu yang lain seperti komptensi, kemandirian, dan pengendalian diri. Kata kunci berbicara disiplin adalah aktifm merujuk pada fungsi independensi dalam pengembangan diri, mengelolaan diri dan perilaku serta tindakan atas dasar keputusan sendiri. Seseorang dengan karakteristik disiplin yang sehat adalah orang yang mampu melakukan fungsi psikososial dalam berbagai seting termasuk : (1) kompetensi dalam bidang akademik, pekerjaan dan relasi sosial; (2) pengelolaan emosi dan mengontrol perilaku-perilaku yang impulsif; (3) kepemimpinan; (4) harga diri yang yang positif dan
identitas diri.
F. Perkembangan Disiplin
Perilaku disiplin berkembang pada individu, implikasinya dapat dilakukan intervensi sehingga terfasilitasi proses perkembangan disiplin dan dapat dicapai kematangan. Perkembangan disiplin dipengaruhi oleh :
  1. pola asuh dan kontrol yang dilakukan oleh orang tua (orang dewasa) terhadap perilaku. Pola asuh orang tua mempengaruhi bagaimana anak berpikr, berperasaan dan bertindak. Orang tua yang dari awal mengajarkan dan mendidik anak untuk memahami dan mematuhi aturan akan mendorong anak untuk mematuhi aturan. Pada sisi lain anak yang tidak pernah dikenalkan pada aturan akan berperilaku tidak beraturan.
  2. pemahaman tentang diri dan motivasi Pemahaman terhadap siapa diri, apa yang diinginkan diri dan apa yang dapat dilakukan oleh diri sendiri agar hidup menjadi lebih nyaman, menyenangkan, sehat dan sukses membuat individu memebuat perencanaan hidup dan emmatuhi perencanaan yang dibuat.
  3. hubungan sosial dan pengaruhnya terhadap individu Relasi sosial dengan individu maupun lembaga sosial memaksa individu memahami aturan sosial dan melakukan penyesuaian diri agar dapat diterima secara sosial. Jika dalam suatu masyarakat berkembang budaya bersih tentu akan sangat tidak nyaman manakala kita membuat sampah sembarang dan semua orang melihat kita menyatakan keheranan dan menunjukkan bahwa perilaku yang dilakukan adalah salah.
G.   Upaya Membantu Siswa Mengembangkan Disiplin
Sekolah adalah institus yang memiliki kewenangan untuk membuat peserta didik belajar mengembangkan perilaku yang sehat, salah satunya adalah disiplin. Proses pendidikan dan pembelajaran yang dapat dilakukan disekolah untuk mengembangkan disiplin peserta didik sebagai berikut.
  1. Mengembangkan pikiran dan pemahaman serta perasaan positif siswa tentang
tentang manfaat disiplin bagi perkembangan diri Mengembangkan keterampilan diri (life skill) siswa agar memiliki disiplin
  1. Mengembangkan pemahaman dan perasaan positif siswa tentang aturan dan manfaat mematuhi aturan dalam kehidupan
  2. Mengembangkan kemampuan siswa menyesuaikan diri secara sehat
  3. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengembangkan kontrol internal terhadap perilaku sebagai dasar perilaku disiplin
     5.    Menjadi modeling dan mengembangkan keteladanan
     6.  mengembangkan sistem dan mekanisme pengukuhan positif maupun negatif untuk penegakan disiplin di sekolah.
 BAB III
STUDI KASUS
Sasaran studi kasus ini adalah pengalaman pribadi penulis yang bermotivasi kepada guru sejak duduk di bangku sekolah saat mengikuti Organisasi dimana orgnanisasi tersebut melatih kedisiplinan.  pemahaman terhadap suatu kasus perlu dilakukan secara menyeluruh, mendalam, dan objektif.
Guru tersebut adalah pembina dari Organisasi yang melatih kedisiplinan, saat itu guru tersebut sempat menampar semua anggota dari organisasi tersebut, dan memang kasus itu ada alasan yang kuat sehingga guru tersebut bisa melakukan itu. Awalnya memang anggota dari Organisasi tersebut salah. Dan sampai akhir nya Pembina dari Organisasi tersebut melakukan hal yang memang bukan sewajar nya.
Namun tak disangka apa yang beliau lakukan itu menimbulkan siswa untuk berpikir, akhir nya setelah kejadian itu berlalu banyak prestasi-prestasi yang diraih oleh siswa siswi tersebut. Disekolah maupun di luar sekolah, hingga siswa tersebut membawa organisasi nya ke jenjang nasional. Guru itu tidak percaya bahawa apa yang dia lakukan itu memang bisa membuat siswa nya berprestasi. Organisasi tersebut mengajar kan bagaimana disiplin waktu dan lainy. Kasus itu memang membekas pada semua siswa, bahkan sulit untuk dilupakan, namun siswa terseebut berpikir positif.

  1. A.    Analisis
Setelah membaca contoh kasus tersebut, saya bangga terhadap guru pembina Organisasi tersebut, tidak disangka apa yang diperbuat nya menimbulkan hal yang mengistimewakan dirinya. Kasus itu memang tidak bisa dihilangkan begitu saja bahkan kejadian itu menimbulkan rasa yang membekas dalam siswa.
Namun hal yang terjadi pada kasus tersebut membuat siswa dan Organisasi menjadi benyak prestasi didalam sekolah maupun diluar sekolah. Upaya guru tersebut melakukan hal yang tidak sewajar nya merupakan hal yang wajar menurut beliau, karena pada dasar nya Organisasi tersebut memang melatarbelakangi dalam kedisiplinan.
Dengan kasus tersebut siswa yang memang berpikir positif langsung merenungkan kesalahan nya. Cara berpikir siswa tersebut merupakan hal yang langka pada siswa pada tingkan sekolah menangah,  Perkembangan disiplin mereka sungguh cepat dalam dirinya, dari mulai  pakaian hingga kepribadianya memotovasi dalam siswa lainya.
BAB IV
                                                         PENUTUP
  1. A.    Kesimpulan
Ada pengaruh motivasi dan disiplin secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi dan disiplin belajar, akan diikuti pula tingginya prestasi belajar siswa, sebaliknya apabila terjadi penurunan motivasi dan disiplin belajar, akan diikuti pula rendahnya prestasi belajar yang dicapai. Ada pengaruh positif disiplin terhadap prestasi belajar, Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi disiplin belajar dari siswa, akan diikuti pula dengan kenaikan prestasi belajar, sebaliknya apabila terjadi penurunan disiplin belajar, akan diikuti pula dengan rendahnya prestasi belajar yang diperoleh.
 B.     Rekomendasi
Dari kajian diatas mungkin dapat  diberikan beberapa saran atau rekomendasi :
1. Dengan melihat motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar, siswa diharapkan dapat mempertahankan motivasi belajarnya dengan melihat pada cita-cita yang didukung oleh bakat dan minat kearah pencapaian nilai tertinggi dan ranking di kelas serta pada kemampuan belajar diharapkan siswa lebih berani untuk bertanya kepada guru apabila ada materi pelajaran yang belum jelas.
2. Melihat bahwa disiplin berpengaruh terhadap prestasi belajar, siswa diharapkan dapat mempertahankan disiplin yang sudah ada terutama disiplin dalam diri yang salah satunya adalah untuk menepati jadual kegiatan yang telah dibuat dan mengerjakan tugas yang diberikan tepat waktu. Disiplin dalam diri siswa juga harus disertai dengan disiplin di luar siswa yaitu disiplin dalam mematuhi tata tertib sekolah dan disiplin dalam mengikuti proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA